Sebagai salah satu trik yang banyak digunakan oleh brand, cross posting memang memiliki banyak manfaat.
Namun, tak jarang juga malah menimbulkan beberapa dampak negatif. Langsung saja disimak pembahasan lengkapnya berikut ini!
Daftar isi
Definisi Cross Posting
Dilansir dari Hubspot, cross posting adalah strategi membagikan konten yang sama ke berbagai platform media sosial.
Teknik ini muncul dilatarbelakangi oleh kemajuan tren media sosial yang kini semakin bertambah dan meningkatnya kebutuhan untuk memproduksi banyak konten.
Manfaat Cross Posting
Beberapa kelebihan cross posting yang perlu kamu pertimbangkan di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Mendukung keaktifan di media sosial
Biasanya ketika kita memaksakan diri untuk membuat banyak konten, akan ada satu pengorbanan yang harus dilakukan.
Entah mengorbankan satu akun media sosial yang akan jarang diurus, atau mengorbankan kualitas konten yang diproduksi.
Oleh karena itu, cross posting ini hadir untuk membantumu tetap aktif di semua media sosial tanpa harus mengorbankan salah satunya.
2. Efisiensi waktu dan tenaga
Umumnya, strategi cross posting ini digunakan oleh tim kecil atau creator pemula yang memang belum memiliki sumber daya yang cukup untuk memproduksi konten dalam jumlah banyak.
Selain itu, trik yang satu ini juga pastinya sangat membantu jika kamu sedang mengelola lebih dari 3 akun media sosial client-mu.
3. Membantu memahami audiens
Cross posting ini sangat membantumu menghemat waktu dan tenaga untuk mengecek mana jenis konten yang paling cocok untuk platform media sosial tertentu.
Konten dengan gaya A mungkin cocok untuk karakter pengguna Twitter, namun kurang pas untuk audiens di TikTok.
Cross posting konten A di kedua media sosial tersebut akan memberi insight berharga mengenai target audiensmu.
Kekurangan Cross Posting
Berikut adalah kekurangan dari cross posting :
1. Membuat followers bosan
Seorang followers setia mungkin akan mengikuti akun media sosialmu di semua platform, mulai dari TikTok, LinkedIn, Instagram, Twitter, hingga Facebook.
Apabila mereka selalu melihat konten yang sama, lama-kelamaan mereka akan merasa bosan.
Ketika sudah bosan, mereka tidak akan lagi memperhatikan apa yang kamu post atau bahkan memutuskan untuk unfollow akunmu.
2. Tidak sesuai dengan kebutuhan audiens
Apabila cross posting dilakukan hanya untuk waktu-waktu tertentu, sepertinya tak akan ada masalah berarti.
Namun, jika trik ini dilakukan terus menerus, kamu kehilangan potensi untuk menarik lebih banyak audiens.
3. Mempengaruhi persepsi audiens terhadap brand
Meski terlihat sepele, persepsi terhadap akun media sosial brand dapat berpengaruh juga terhadap brand image secara keseluruhan, lho.
Kesalahan saat Cross Posting yang Harus Dihindari
Dilansir dari Social Pilot, kesalahan paling umum saat cross posting di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Melupakan detail kecil lainnya
Selain perihal lampiran link, kamu juga perlu perhatikan batasan jumlah karakter di tiap platform media sosial. Di Twitter, kamu hanya bisa menulis sekitar 280 karakter tiap tweet.
Jangan sampai penggalan tweet menjadi sangat tidak rapi karena kamu hanya copy paste saja dari caption Instagram, misalnya.
2. Cross posting semua konten
Tone of voice akun LinkedIn mungkin akan sedikit berbeda dengan tone of voice akun Instagram.
Oleh karena itu, kamu perlu benar-benar perhatikan copywriting dan caption dengan baik. Jangan sampai brand voice yang selama ini dijaga menjadi tidak konsisten.
Demikian beberapa pembahasan utama mengenai teknik cross posting. Intinya, cross posting adalah solusi bagi kamu yang harus melakukan efisiensi waktu namun harus tetap dilakukan dengan cermat.
Sumber